Kamis, 10 Maret 2011

Networking, Fundring and Human Resources Development

Networking, Fundrising and Human Resources development:
Upaya Menjawab Tantangan Pengembangan Kelembagaan
Dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi.
Oleh : Murodi
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama, saya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan fakultas yang telah mem-berikan kesempatan untuk hadir dalam acara Rapat Kerja (Raker) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta. Saya sadar betul bahwa per-temuan ini bersifat internal dalam jajaran pejabat Fakultas dalam menyusun rencana program kerja 2011. Meski sesungguhnya, semua itu sudah dibuat pada akhir tahun kemarin dalam bentuk RBA 2011 yang sudah disampaikan ke phak UIN Jakarta. Karena itu, pertemuan kali ini sesungguhnya pihak pimpinan fakultas berkeinginan agar semua pihak memberikan masukan untuk lebih sempurnanya rencana program kerja mendatang.
Kedua, saya mohon maaf jika dalam penyampaian materi ini terkesan meng¬gu-rui. Karena sebenarnya, tidak ada maksud ke arah sana. Tulisan ini, selain upaya pemenuhan permintaan pimpinan fakultas, agar saya dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam usaha pengembangan kelembagaan di tingkat fakultas, juga sebagai bagian dari tanggungjawab akademis saya sebagai seorang guru besar di lingkungan FIDKOM UIN Jakarta.
Sebagaimana diketahui bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) merupakan salah satu fakultas yang ada di lingkungan UIN Jakarta, yang terus mencoba melakukan pembenahan un¬tuk pengem¬bangan dalam berbagai hal agar ke depan mampu memberikan ja¬waban terhadap ber¬bagai persoalan yang muncul di tengah-tengah masyrakat sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari era global seperti sekarang ini. Oleh karena itu, se¬mua unsur di ling¬kungan fakultas diharapkan mampu mem¬berikan kontribusi bagi per¬wujudan upaya tersebut.
Jika kita pelajari konsep yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Ko¬munikasi (FIDKOM) UIN Jakarta, maka di sa¬na terdapat sebuah rencana besar dalam pengembangan fakultas di masa datang. Ren¬cana strategis tersebut diarahkan pada upaya penciptaan fakultas yang menunjang terwu¬judnya UIN sebagai research university dan world class university, sebuah penca¬paian yang ditandai dengan keunggulan-keungulan kompetitif berskala nasional dan internasional. Proyeksi UIN Jakarta untuk menjadi re¬search university dan world calss university, semakin lebar seiring dengan perubahan sta¬tus lembaga dari institut menjadi universitas.
Dalam konteks abad ke-21, proyeksi UIN dihadapkan pada tan¬tang¬an dan peluang yang menandai perubahan-perubahan cepat dalam berbagai bi¬dang, baik pada level nasional maupun global. Pemanfaatan peluang dan tan¬tangan tersebut sangat ter¬gantung pada kemampuan UIN Jakarta dalam me¬ma¬inkan perannya sebagai uni¬versitas riset di tingkat dunia internasional.
Dalam visi UIN 2010- 2015, UIN Jakarta harus berperan sebagai lembaga yang mampu men¬dorong terciptanya masyarakat yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan per¬a¬daban, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Secara nasion¬al UIN Jakarta diharapkan menjadi narasumber keilmuan, moralitas dan kebang¬saan. UIN Ja¬karta har¬us memberikan kontribusi konkret dalam penyediaan te¬na¬ga terampil, terdidik dan mempunyai integritas moral dan kesadaran ke¬bang¬sa¬an yang tinggi. Secara global, UIN Jakarta dapat ikut serta dalam mendorong ter¬ciptanya peradaban dunia yang adil, yang sementara ini masih didominasi oleh negara-negara besar tertentu, terutama da¬lam pen¬ciptaan dan pencitraan pera¬daban dunia, sehingga dirasakan oleh kalangan ne¬gara atau bangsa lain kurang adil.
Untuk mencapai tujuan tersebut, UIN Jakarta harus mam¬pu meng¬iden¬tifi¬kasi potensi, kekuatan, dan kelemahannya. Dengan demikian, program pe¬ngem¬bangan un¬tuk mewujudkan cita-cita sebagai research university dan world class uni¬versity serta fa¬kultas riset dapat dirumuskan secara sistematis dan strategis.
Sebagai salah satu fakultas yang ada di lingkungan UIN Jakarta, Fakultas Ilmu Dak¬wah dan Ilmu Komunikasi memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan visi ter-sebut. Dalam konteks ini, FIDKOM harus memiliki program-program yang secara langsung mendukung program-program UIN Jakarta. Dalam kata lain, FIDKOM juga harus menjadi fakultas riset. Untuk itu, perlu dirumuskan program-program strategis yang mengarah terwujudnya cita-cita be¬sar ini, agar tuntutan dan harapan ma-syarakat dapat terjawab.
FIDKOM :
Tantangan dan Harapan

FIDKOM sebagai salah satu fa¬kultas yang ada di lingkungan UIN Jakarta yang memiliki tu¬gas dan tang¬gung¬jawab yang sa¬ngat besar dalam mewujudkan visi dan misi UIN Ja¬kar¬ta pada 2015. Untuk me¬wu¬jud¬kan keinginan tersebut, FIDKOM harus bekerja keras dan te¬rus melakukan upaya pem¬be¬nahan dan pengembangan dalam berbagai bi¬dang.
Dalam konteks pengembangan fa¬kultas, terdapat beberapa hal penting yang perlu dijelaskan di sini. Pertama, adanya fe¬nomena tuntutan dan harapan masya¬rakat yang cukup besar ter¬hadap FIDKOM, agar lem¬baga pendidikan ini mampu mengha-sil¬kan sarjana muslim yang profesional dalam bi¬dang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi serta keilmuan lainnya, sesuai dengan kebu¬tuh¬an dan perkembangan masyarakat. Kedua, adanya tuntutan masyarakat sebagai peng¬gu¬na jasa akan variasi program studi yang ditawarkan FIDKOM. Hal ini didasari atas kenya¬ta¬an bahwa hampir se¬mua lem¬baga pendidikan menengah atas memiliki ber¬bagai bidang ke¬il¬muan. Pengelompok¬kan bidang ke¬il¬muan ini menuntut FID¬KOM menyiapkan prodi yang bervariasi juga. Dengan cara seperti ini, diharapkan FIDKOM dapat menawarkan produk yang sesuai dan selaras dengan ke¬inginan dan tuntutan ma-syarakat.
Ketiga, adanya fenomena makin bertambah¬nya peng¬angguran terdidik dari tahun ke tahun, yang pada gilirannya muncul berbagai kritik masyarakat yang mem-per¬tanyakan kredibiltas lembaga-lemaga pendidikan tinggi di ta¬nah air. Adanya keraguan masyarakat atas kemampuan perguruan tinggi dalam negeri untuk menghasilkan lu¬lus¬an yang memiliki kua¬litas berpikir yang handal, berkrepidian mandiri, berakhlak al-karimah, kreatif, ino¬vatif dan de¬mokratis. Dengan kata lain, perguruan tinggi di In¬donesia masih belum mampu mencetak lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan se¬kaligus siap pakai.
Sementara da¬lam waktu yang bersamaan, banyak perguruan tinggi swasta di Indonesia mampu memberikan tawaran menarik bagi masyarakat. Bahkan banyak di antara mereka yang sudah bekerjasama dengan perguruan tinggi ternama, membuka akses bagi masyarakat yang ingin kuliah di lembaga ini. Kenyataan ini, tidak hanya menjadi tantangan bagi FIDKOM, juga UIN Jakarta.
Oleh karena itu, untuk menjawab berbagai tantangan tersebut FIDKOM harus berbenah diri un¬tuk mem¬bangun keunggulan spesifik dengan mengembangan berbagai prodi unggulan yang a¬gar mampu bersiang dengan PT lain.
Karenanya, pengembangan FIDKOM menjadi fakultas riset yang unggul dan kompetetif ti¬dak hanya ditujukan untuk mengembangkan jurusan/prodi serta kon-sen¬trasi yang me¬ngajarkan ilmu agama saja, melainkan juga ilmu-ilmu um¬um (ilmu Sosial dan Hum¬a¬niora). Melalui integrasi ilmu agama dan ilmu umum, pengembangan FID¬KOM dutujukan untuk menghilangkan dikotomi keilmuan dan membangun kembali struktur keilmuan yang sesuai dengan semangat Islam. Pengintegrasian ilmu tersebut juga bermaksud me¬ngatasi kelemahan ilmu aga¬ma maupun ilmu-ilmu umum serta merancang sebuah sis¬tem keilmuan yang komprehensif dan sistematis.
Di antara persoalan yang menuntut segera diselesaikan adalah pemantapan kurikulum program studi berbasis kompetensi (KBK); seperti restrukturisasi kurikulum prodi ber¬basis kompetensi, peningkatan penerapan SKS dalam proses perkuliahan, pem¬bu¬atan BCO dan Satuan Perkuliahan. Meski sudah dilakukan restrukturisasi atau revisi kurikulum sudah dilakuan, tampaknya perlu adanya review kurikulum kembali. Review ini harus dilakukan oleh para pakar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini bertujuan guna menyelaraskan kurukulum FIDKOM yang ada dengan kurikulum di perguruan tinggi lain, agar alumni FIDKOM memiliki kompetensi keilmuan yang sama dan sesuai dengan tunutan pasar. Sehingga ketika para alumni keluar dari lembaga ini, mampu berkompetisi dengan lulusan perguruan tinggi lain.
Sedang untuk Baseline Course outline (BCO) atau silabus ditujukan bagi mata ku¬liah-mata kuliah yang belum memiliki BCO. Selin itu, perlu juga semua mata kuliah memiliki SAP yang nantinya akan dijadikan pedoman pengajaran.
Selain itu, masih terdapat beberapa persaoalan akademis yang perlu menda-patkan perhatian serius dalam upaya pengembangan keilmuan dan kelembagaa di tngkat fakultas; misalnya penguatan kembali rumpun keilmuan atau peer group yang selama ini terkendala pengembangannya. Hal ini, hemat saya, perlu diseriuskan kem-bali, supaya para tenaga pengajar yang memiliki latar belakang dan disiplin keilmuan yang sama, dapat melakukan sharing of information dalam kelompok keilmuan, sebelum mereka melakukan transfer of knowledge kepada para mahasiswa, sehingga pada saat mereka melakukan transfer imlu pengetahuan dan keterampilan kepada para maha¬siswa, mereka memiliki persepsi yang sama.
Hal lain yang masih berkaitan dengan persoalan akademis(transfer of knowledge and skills

SDM: Motor Penggerak Pengembangan Lembaga

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), merupakan sebuah ke¬nis-cayaan bagi sebuah institusi, karena ia merupakan saah satu faktor terpenting dalam meng¬gerakan roda lembaga, termasuk fakultas. Karena dengan begitu, Jika ingin mencapai target menjadi perguruan tinggi berkualitas dan bertaraf in¬ternasional, maka penge¬lolaan SDM (Sumber Daya Manusia) mutlak dilakukan. Pada level pimpinan fakultas, mulai dari dekanat,TU, Jurusan, dosen hingga ma¬hasiswa, tampaknya perlu ada se¬macam pengembangan dan pening¬katan kualit¬as, se¬hingga pengelolaan fakultas sebagai lembaga akademik yang meru¬pakan lem¬ba¬ga penjual jasa, mampu memberikan pela¬yanan jasa publik dengan baik. Untuk itu, paling tidak terdapat dua hal penting yang mesti dilakukan. Pertama, sistem rekruitmen. Kedua, pendidikan dan pelatihan.
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Jakarta, me-miliki cara berbeda dengan perusahaan atau instansi swasta dalam melakukan rekruitmen tenaga. Jika instansi tersebut memerlukan tenaga atau staf, mereka melakukan rek¬ruit¬men tersendiri dengan pola khusus yang mereka sudah susun, sesuai dengan kebu¬tuh¬an mereka. Sementara untuk tingkat fakultas, biasanya pimpinan hanya mengajukan daftar kebutuhan SDM, dan yang melakukan seleksi pada level universitas. Bahkan tak jarang, fakultas hanya menerima limpahan atau pemberian dari universitas. Lebih sial lagi, dalam beberapa tahun terakhir, daftar kebutuhan dan nama-nama tenaga dosen, khususnya, yang memang sudah dipersiapkan berdasarkan kebutuhan, tak satupun yang sesuai dengan daftar nama yang dimajukan. Hal ini, tentu saja sedikit banyak, akan berdampak pada kinerja, baik dosen maupun staf, dalam pelayanan.
Selain pola rekruitmen pegawai yang baik dan benar, perlu juga diperhatikan pola pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya tenaga pendidik dan staf ad-ministrasi kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat). Kegiatan ini ber-tujuan, antara lain, pertama, untuk meningkatkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Kedua, mening-katkan potensi teknik manajerial dan atau kepemimpinan. Ketiga, meningkatkan efi-siensi, efek¬tifitas, dan kualitas dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan semangat kerja sa¬ma dan tanggung jawab, sehingga menghasilkan produk kerja yang baik dalam pening¬katan kualitas pelayanan publik di lingkungan fakultas.
Jika melihat persoalan tersebut, maka tampaknya sangat diperlukan langkah konkret lain yang dilakukan dalam peningkatan kualitas SDM di lingkungan FIDKOM. Bagi tenaga pengajar, jika ingin meningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam peningkatan jenjang pendidikan, mesti diarahkan pada kebutuhan fakultas, selain latar belakang pendidikan S1 atau S2- nya. Jika tidak, maka akan dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru, terutama bagi para dosen yang akan mengikuti program setifikasi. Sebab selama ini, berdasarkan pengetahuan saya, para dosen yang akan me¬lanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, tidak mengambil bidang studi atau ka¬jian yang memang benar-benar dibutuhkan. Karenanya, tak jarang, setelah mereka me¬nyelesaikan studinya, banyak yang kekurangan job mengajar. Sebab sudah terlalu ba¬nyak dosen yang memiliki bidang kajian yang sama, khususnya bidang Islamic Studies.
Sementara untuk para staf, semestinya dibuat rencana program pening¬katan pendidikan dan keterampilan, baik di tingkat fakultas, universitas, mau pun pada ting¬kat nasional, sesuai dengan kebutuhan fakultas. Misalnya, pela¬tihan menajemen penge¬lolaan administrasi pendidikan dan keuangan. Misalnya, kini UIN telah mene-rapkan sistem pendaftaran dan penilain secara online melalui AIS (Academic Information System). Mestinya tidak hanya staf akademik dan dosen yang diberikan pelatihan, juga staf umum dan keuangan. Karena, boleh jadi, mereka akan dimutasi pada bidang lain dalam waktu tertentu. Selain itu, para staf juga diberikan peluang untuk mengikuti berbagai pendidikan ke¬terampilan yang diadakan lembaga lain. Pendidikan tersebut selain untuk me¬ningkatkan kualitas diri, juga untuk menjalin kerjasama dengan peserta dari luar fa¬kultas. Dengan begitu, mereka juga sudah mampu menjalin network bagi ke¬pentingan diri dan lembaganya. Semua itu bermuara pada upaya peningkatan pela¬yanan publik dalam bidang pendidikan.
Sedang untuk staf keuangan, selain adanya kebijakan tertulis, bahwa para PUMK (Pemegang Uang Muka Kegiatan), akan dimutasi 2(dua) tahun sekali, juga harus ada pelatihan menajemen keuangan. Supaya mereka memiliki keterampilan manajerial yang benar dalam pengelolaan keuangan negara. Meski sekarang ada semacam wacana, bahwa sistem keuangan di UIN akan bersifat sentralistik dengan one gate system. Dengan sistem ini, fakultas hanya menyerahkan daftar gaji ke tingkat universitas. Sementara yang mengamprahkan atau menyetorkannya ke rekening masing-masing staf dan do¬sen, adalah pihak UIN sendiri. Dengan sistem ini, sebenarnya memudahkan pemerik¬saan bagi para auditor. Meskipun begitu, akuntabilitas dan transparansi, tetap diper¬lu¬kan, guna menjaga kepercayaan masyarakat atas keuangan yang dikelola UIN.
Dengan kebjkana seperti ini, nantinya, diharapkan para pimpinan fakultas tidak lagi memikirkan hal-hal yang bersifat teknis administratif, meski wajib mengetahui secara rinci, tetapi para dekan akan memfokuskan diri pada pengembangan lembaga yang bersifat akademik. Sehingga, fakultas benar-benar menjadi lembaga pengem¬bang¬an ilmu pengetahuan, sesuai bidang dan kompetensi masing-masing fakultas. Selain itu, para pimpinan fakultas, dapat mengembangkan sayap dengan membuka jaringan lebih luas lagi untuk bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain, baik instansi pemerintah maupun swasta, terutama dalam bidang keterampilan berupa pemagangan kerja bagi para mahasiswa, maupun bidang-bidang lain yang menunjang peningkatan kualitas penegatahuan dan keterampilan (life skills) mahasiswa, dan tenaga kependidikan lainnya.

Network kelembagaan dan Dunia Kerja :
Harapan Masa Depan

Untuk menjawab semua keinginan dan harapan masyarakat, terutama para a-lumni, FIDKOM hendaknya terus telah melakukan hubungan kerjasama dengan beberapa lembaga terkait untuk me¬ningkatkan pengetahuan dan kualitas keterampilan para ma¬ha¬siswa. Karena dengan begitu, para mahasiswa akan memiliki keterampilan kerja serta networking, sehingga jika mereka selesai, dapat melanjutkan pekerjanaan sesuai dengan bidang dan disiplin keilmuan masing-masing.
Kerjasama yang dulu pernah dibangun, hendaknya ditingkatan kembali menjadi sebuah kerjasama yang saling mengunutngkan. Saya yakin, pimpinan sekarang jauh le¬bih besar dan luas hubungannya dengan lembaga-lembaga mitra. Hanya, barangkali, dalam kerjasama tersebut perlu melibatkan civitas akademika lainnya, seperti maha¬siswa dan dosen. Sebab, selama ini, dan yang pernah dilakukan, tidak banyak meli¬bat¬kan dosen. Padahal, dosen banyak memiliki jaringan kerjasama dengan lembaga-lembaga atau individu-individu di luar. Potensi inilah yang mesti digarap secara serius.
Sebagai bahan informasi, dahulu fakultas ini telah memiliki hubungan kerjasama dengan beberapa lembaga; seperti dengan Departemen Sosial (Depsos), untuk melaku¬kan berbagai kegiatan program yang berkaitan dengan per¬so¬al¬an-persoalan sosial di masyarakat, seperti melakukan penelitian, pelatihan, pener¬bit¬an, dan lain-lain. Jaringan yang sudah ada ini sejatinya dilanjutan dalam bentuk kegiatan bersama.
Sedang untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, FIDKOM telah mela¬kukan kerjasama (MoU) dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, se¬perti Lem¬ba¬ga Masyarakat Mandiri Domper Dhu’afa, Dewan Masjid In donesia (DMI), Harian Rak¬yat Merdeka Group, Kantor Urusan Haji ( KUH) DKI Jakarta, Ikatan Da’I Indonesia ( Ika¬di), Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Jakarta Islamic Center (JIC), Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI) Jakarta, dan lain sebagainya. Kesemua kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan SDM yang memiliki keterampilan di bidang masing-masing, sesuai dengan bakat dan kepe¬minatan masing-masing mahasiswa dan alumni, selain untuk meniti karier bagi para mahasiswa dan alumni.
Selain itu, FIDKOM juga harus menyambung kembali sebuah program khusus dengan MUI untuk meng¬adakan program Pendidikan Kader Da’i. Program ini akan dirancang untuk mendidik para kader da’i untuk jenjang pendidikan strata satu (S1). Sedang untuk program Dip¬loma 1 (D1) kerjasama FIDKOM dengan Dewan Masjid Indonesia propinsi DKI Jakarta.
Karena itu, hemat saya, perlu kembali melakukan revitalisasi terhadap lembaga semi otonom yang dahulu pernah dibentuk pada level fakultas, seperti P2KM (Pusat Pengkajian Ko¬munikasi dan Me¬dia), PPKS (Pusat Pengkajian Kesejahteraan Sosial), P3ID (Pusat Pengkajian dan Pe¬ngembangan Il¬mu Dakwah), PPDKM(Pusat Pengkajian Dak¬wah dan Kesehatan Masya¬rakat), LAZIS (Lem¬baga Amil Zakat Infaq dan Sha¬daqah), dan Baitul Mal Wattamwil. Sejatinya, kehadiran lem¬baga-lem¬baga ini da¬pat membantu semua pihak, terutama civitas aka¬de¬mika FIDKOM UIN Jakarta, dalam me¬ningkat¬kan wa¬wasan pengetahuan dan keterampilan, sehingga nantinya, baik maha¬sis¬wa mau¬pun dosen, dapat memainkan peran aktifnya di tengah-tengah ma¬sya¬ra¬kat, baik masyarakat kampus maupun masyarakat luar kampus.
Dengan cara seperti ini, diharapkan ke depan FIDKOM UIN Jakarta, mampu memberikan jawaban atas berbagai tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan sekaligus sebagai stakeholders pendidikan tinggi.

Alumni , POM dan Jaringan Kerja

Sebagaimana diketahui FIDKOM telah memiliki lembaga alumni yang sering disebut IKA¬DA (Ikatan Alumni Dakwah dan Komunikasi). Sebagai sebuah lembaga yang dapat di¬jadikan sebagai partner kerja, semesti¬nya ia berperan secara aktif untuk menghim¬pun potensi yang dimiliki para alumni FIDKOM dari berbagai jurusan. Lembaga ini diharapkan dapat memberikan informasi berbagai kesempatan kerja dan peluang lainnya bagi para alumni. Kami berharap, IKADA mampu mewujudkan impian semua pihak sebagai lembaga partner FIDKOM dalam meningkatkan performa dan kualitas alumni FIDKOM. Siapapun dan di manapun alumni FIDKOM berada dan be¬kerja, harus mampu membuka jaringan bagi para alumni, agar para alumni tidak meng¬alami kebingungan saat mencari lapangan pekerjaan. Karena, bagaimanapun, ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari FIDKOM, tanpa koneksi atau ja¬ringan kerja, agak sulit harapan para alumni untuk memperoleh pekerjaan secara cepat. Kalau perguruan tinggi lain, seperti UI, IPB, ITB, UGM, dan lain-lain telah memiliki network yang cukup bagus bagi para alumninya, paling tidak IKADA dan para alumni yang terlibat di dalam struktur keorganisasiannya, mampu memberikan harapan lebih baik lagi, meski tidak atau belum setaraf ikatan alumni perguruan tinggi tersebut di atas.

Selain IKADA, kita juga berharap Persatuan Orang Tua Mahasiswa (POM) FID¬KOM dapat membantu FIDKOM dan para alumninya dalam menciptakan iklim aka¬demik dan kesempatan kerja. Karena bagaimanapun, seperti IKADA, POM meru-pakan salah satu stakeholders, yang harus memiliki peran aktif dalam membantu FIDKOM untuk meningkat¬kan kualitas akademik dan pengembangan fakultas, baik dari sisi kom¬petensi keterampilan maupun penunjang lainnya. Kita menyadari sepenuhnya, selama ini POM dan IKADA, belum dimanfaatkan secara optimal dalam pengembangan dan peningkatan kualitas FIDKOM. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kita ber¬harap IKADA dan POM dapat merapatkan barisan untuk sama-sama membantu pengem¬bangan fakultas. Sebab upaya pengembangan FIDKOM tidak hanya menjadi tanggung¬jawab pimpinan, sivitas akademika dan staf di FIDKOM, juga tanggungjawab semua masyarakat, termasuk peran aktif para alumni yang tergabung dalam IKADA, maupun Persatuan Orang Tua Mahasiswa (POM).
Kita berharap, dengan menyinergikan potensi pada masing-masing elemen, se-mua harapan untuk pengembangan dan bahkan kemajuan FIDKOM, dapat direali-sasikan dengan baik. InsyaAllah. Amin.

Penutup
Demikian sekadar pengantar diskusi yang saya buat sebagai bagian dari kontri¬busi sebagai seorang tenaga pengajar di FIDKOM. Semoga menjadi inspirasi dan ber¬manfaat. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Murodi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar